Big Huge Games dan 38Studios saling bekerjasama dalam mengembangkan game RPG Kingdom of Amalur: Reckoning (KOAR). Mereka berdua telah bekerja keras demi menghasilkan sebuah game RPG yang dengan dunia open ended gameplay. Para pengembang, memasarkan KOAR sebagai game yang setara ama The Elders Scrolls V (TES V) Skyrim. Sebab, salah satu staf pengembangnya diakui sebagai merupakan mantan desainer game TES III Morrowind dan IV Oblivion. Tetapi, apakah benar demikian klaim mereka itu??





Cerita dalam dunia KOAR, menurut para pengembangnya, berdasarkan karangan RA Kartini eh RA Salvatore, salah seorang pengarang novel fiksi yang terkenal di negara Amerika Serikat. Namun, selama penulis memainkan game ini, sama sekali tidak terasa jika penulis sedang mendalami dan mengikuti sebuah kisah yang besar dan berliku-liku. Kisah game ini bermula di suatu lokasi laboratorium di bawah tanah, gamer akan berperan sebagai salah seorang yang seharusnya sudah mati tapi mendadak bisa kembali hidup dan sehat walafuat berkat suatu hasil percobaan yang fantastis yang dilakukan oleh seorang profesor jenius, dari ras Dwarf.

Namun, ketika gamer baru bertemu sebentar terhadap sang profesor tersebut, mendadak gamer diserang oleh sekelompok musuh yang entah datang dari mana dan tiba-tiba saja membunuhi banyak orang di dalam laboratorium tersebut, tanpa sebab yang jelas. Kemudian, karena sang profesor tersebut juga kabur dengan sangta lincahna, maka mau tak mau gamer juga harus kabur dari tempa tersebut, Maka tibalah gamer di kerajaan Amalur, dan harus mencari pertolongan agar gamer bisa menghadapi sang musuh, yang biasa disebut sebagai kaum FAE.

Dunia KOAr sangat tergantung dengan namanya child destiny eh takdir alam, jadi berbagai langkah hidup yang dijalani para makhluk hidup di dunia KOAR harus berdasarkan Fate/takdir. Di satu sisi, gamer akan mendapat keistimewaan, yakni gamer bebas dari takdir alam dan bisa menentukan banyak hal secara sesuka hati. Maka, hanya gamer seoranglah yang akan bisa menentukan takdirnya sendiri, bukan orang lain. Namun, disisi lainnya gamer harus berhadapan dengan takdir alam, yakni mau tidak mau, suka tidak suka, maka gamer harus mampu mengalahkan sang musuh besar, tanpa kecuali. Semua demi perdamaian dunia di KOAR.



Ya kira-kira semacam itulah garis besar cerita di KOAR. Untuk alur cerita yang terdapat pada misi-misi utama, misi-misi antar faksi, misi-misi sampingan, umumnya bersifat linier, tapi sebagian lagi ada yang non linier. Oleh sebab itulah alur cerita secara keseluruhan termasuk semi linier. Kurang lebih, alur ceritanya agak mirip dengan TES V, namun di KOAR agak berbeda. perbedaanya dimana, yakni alurnya terasa sangat sangat sangat membosankan. penulis merasa mengantuk pada hampir semua dialog percakapan antara sang jagoan utama dengan para NPC yang di KOAR.

Berbagai cerita latar belakang dalam dunia KOAR, sebenarnya menarik, tapi cara mereka menyajikannya terlihat sangat tidak menarik. Malah, agak terasa hambar. Critanya jadi kurang berbumbu, kurang dalam pengkajiannya. Tempat-tempat yang bisa mempersembahkan suatu cerita, seperti yang ada di TES V itu, yakni berupa buku-buku, naskah-naskah cerita, lalu kisah-kisah dari para NPC, yang semuanya terlihat super mantap, maka di KOAR ini akan sama sekali tak terlihat.

Mungkin dikarenakan, konsep awal cerita game ini diperuntukkan bagi cerita dalam game MMORPG. Memang, para pengembangnya sempat menyatakan jika game ini aslinya adalah game MMORPG. jadi, tidak mengherankan jika cara mereka menyajikannya terkesan kurang serius dan kurang pendalaman. Tapi, ya setidaknya ada cerita yang dalam di dunia KOAR walaupun cara menyampaikannya terlihat sangat kurang garam.